Eksekutif Muda Beralih Ke Layanan Catering Sehat Untuk Menyeimbangkan Gaya Hidup Perkotaan

Eksekutif Muda Beralih Ke Layanan Catering Sehat Untuk Menyeimbangkan Gaya Hidup Perkotaan

Semakin banyak orang Indonesia yang mengandalkan layanan katering sehat untuk membentuk pola makan mereka. Mengingat risiko yang datang dengan kenyamanan makan makanan cepat saji dan kemungkinan kemungkinan kurang olahraga, beberapa orang Indonesia telah beralih ke layanan katering sehat dengan keyakinan bahwa mereka akan membantu mereka tetap sehat dan bugar.

Semakin banyak perusahaan katering yang menawarkan versi makanan lezat yang lebih sehat telah muncul dalam setengah dekade terakhir. Layanan katering sehat ini biasanya mengklaim bebas dari monosodium glutamat (MSG), pengawet atau makanan rekayasa genetika (GMO). Beberapa juga menawarkan pilihan vegan dan organik.

Bagi Rachmatus “Rachma” Sa’diyah, pegawai bank swasta berusia 25 tahun di Surabaya, Jawa Timur, banyaknya pilihan adalah apa yang ia butuhkan saat ia berusaha menurunkan berat badan ekstra yang didapatnya selama pandemi. “Tujuan saya adalah menurunkan berat badan, tetapi saya tidak ingin terlalu kurus,” kata Rachma

“Pelatih saya pernah beberapa kali sekali dalam memarahi saya karena massa otot saya berkurang akibat pola makan yang tidak sesuai. Sekarang saya sedang membangun otot sambil makan makanan katering yang sesuai dengan tujuan saya.” Rachma berhasil menurunkan 9 kilogram setelah tiga bulan pelatihan intensif dan makanan katering sehat mulai September 2021.

Sementara asupan kalori juga harus diperhatikan, Levina Suprapto, karyawan perusahaan teknologi berusia 29 tahun di Jakarta, ikut serta dalam diet sehat. diet untuk meningkatkan kesehatannya dan, pada akhirnya, produktivitas. “Saya perlu meningkatkan fokus dan konsentrasi karena jam kerja yang menuntut dan pola tidur yang tidak teratur. Oleh karena itu, saya perlu mengimbangi gaya hidup dengan dukungan yang lebih baik dalam membangun sistem kekebalan dan daya tahan tubuh [terutama selama pandemi],” aku Levina. “[Jadi saya melakukan beberapa] penelitian tentang program potensial dan mulai menyesuaikan [diet saya].”

Karena jadwalnya yang padat, sebagian besar makanan yang dikonsumsi Levina adalah makanan yang dipesannya melalui aplikasi pesan antar makanan. Tidak dapat dihindari, dia kebanyakan memesan makanan dari rantai makanan cepat saji karena kenyamanan. “Saya tidak memiliki batasan khusus pada jenis makanan dan minuman yang akan saya makan,” dia menjelaskan tentang diet masa lalunya. “Saya juga tidak memiliki pengaturan yang sangat jelas tentang kapan saja saya harus makan.” Sudah waktunya untuk mengubah kebiasaan.

Tidak Semua Tentang Penurunan Berat Badan MyMeal Catering didirikan pada tahun 2005 di Tangerang Tengah, Banten, dan dianggap sebagai salah satu catering sehat dan organik pertama di Indonesia. “Kami berawal dari sebuah layanan katering medis yang menyediakan makanan yang bervariasi tergantung pada kondisi medis setiap pasien,” kata Jason Wirjawan, manajer pemasaran MyMeal Catering. “[Saat itu], orang-orang masih sangat tidak tahu tentang katering yang sehat.”

Menurut Pakar Ahli Gizi

Menurut Pakar Ahli Gizi

Menurut Jason, Ignatius Zaldy dari situs https://www.ioncasino.cc/ , pemilik merek tersebut, bukanlah ahli gizi atau chef. Namun, karena hipertensinya, ia membutuhkan diet ketat. “Dia berpikir, ‘Wow, alangkah baiknya jika ada beberapa layanan katering yang menyediakan makanan sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan tubuh saya dengan kondisi kesehatan ini,” kata Jason. “Dia dulu bekerja di bidang alat kesehatan, jadi dia sering berkomunikasi dengan dokter.” Dengan sejarah seperti ini, MyMeal Catering memiliki interpretasi yang sangat luas tentang apa yang dianggapnya sebagai “makanan sehat”.

“Versi ‘sehat’ berbeda untuk setiap orang,” aku Jason. “Dari segi bahan, semua makanan kami organik, kami tidak menggunakan MSG dan semua bumbu plus bumbu kami berasal dari bahan nabati. Kami juga membuat semua saus dan kecap kami sendiri karena kami menemukan keduanya [toko-toko] produk yang dibeli] mengandung banyak MSG. Kami juga hanya menggunakan minyak canola dan minyak zaitun.”

Baca juga : Bagaimana Memulai Bisnis Katering